Yayasan pendidikan Lewohari diajak bangkit bersama Tim
Pembina Olimpiade Emas untuk mengubah budaya pembelajaran (the habbit of leraning). Kami ingin mengembangkan budaya belajar
sebagai hasil produksi ilmu (bukan sekedar proses mendapat ilmu). pada budaya
belajar produksi ilmu, siswa belajar mengkonstruksi gagasan (ide) sesuai ilmu
tersebut untuk membangun makna, memecahkan masalah hidup yang dihadapinya. Guru
sebagai fasilitator, melaksanakan tugas scaffolding
membantu siswa kalau diminta.
Gagasan siswa boleh berbeda dengan gurunya, karena siswa
menempu proses yang berbeda, cara berpikir yang berbeda, atau cara pandang dari
sudut yang berbeda. Kalau hasil siswa sama seperti yang tertera dalam buku
maupun literature, patut disyukuri.
Kalau berbeda lebih syukur lagi karena siswa telah memperoleh sesuatu yang
baru, sesuatu yang lain dari pandangan dan anggapan umum selama ini. Disisni,
siswa telah menciptakan sesuatu yang bermakna bagi dirinya, bahkan bagi ilmu
pengetahuan.